TIGA KERANGKA DASAR
AGAMA HINDU
Disusun Oleh :
Ni Luh Putu Martin
NIM : 1515471023
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO
TAHUN AKADEMIK 2015 – 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat
penulis selesaikan tepat pada waktunya, yaitu dengan judul “TIGA
KERANGKA DASAR. Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media
cetak dan media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat berbagai tujuan yaitu
sebagai menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama dan , untuk
menambah pengetahuan serta wawasan.
Dalam ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi
tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka Dasar", di mana bagian
yang satu dengan lainnya saling isi mengisi atau berkaitan dan merupakan satu
kesatuan untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut
Jagadhita dan Moksa.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Metro,
14 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………...i.
Kata pengantar………………………………………………………………..……….ii
Daftar isi……………………………………………………………………...……....iii
Bab I pendahuluan…………………….................................................................1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1
1.2Rumusan
Masalah…………………………………………..……………...1
1.3
Tujuan………………………………..…………………………………....1
1.4 Manfaat…………………………………………….……………………...2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………3
2.1
Pengertian Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu………………………...3
2.2
Bagian-Bagian Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu……………………3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………7
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..7
3.2 Saran……………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah
kita ketahui bersama, bahwa Hindu memiliki ajaran-ajaran mengenai pedoman hidup
. Pada dasarnya agama HINDU memiliki 3 kerangka dasar yang yang menjadi pedoman
yang kokoh dan kuat dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Jika seseorang
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka akan mendapatkan kebahagiaan
sejati.
Tiga kerangka dasar adalah dasar untuk mencapai tujuan hidup yaitu jagaditha dan moksa. Kebahagiaan hidup manusia akan tercapai apabila dapat dikembangkan hubungan yang selaras/harmonis, serasi dan seimbang diterapkan sebagai individu atau warga negara dalam merencanakan dan menjalankan kehidupan sehari-hari.
Tiga kerangka dasar adalah dasar untuk mencapai tujuan hidup yaitu jagaditha dan moksa. Kebahagiaan hidup manusia akan tercapai apabila dapat dikembangkan hubungan yang selaras/harmonis, serasi dan seimbang diterapkan sebagai individu atau warga negara dalam merencanakan dan menjalankan kehidupan sehari-hari.
Sebagai seseorang yang hidup di era modern ini
mau tidak mau tentu kita dituntut untuk mengikuti perkembangannya. Agama hindu
telah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini
melalui ajaran-ajaranya, dan ajaran yang membahas tentang hal ini adalah tiga
kerangka yang menjadi sangat berkaitan dan perlu menjadi pedoman bagi kita
semua.
1.2 Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian
tiga kerangka dasar agama hindu?
b. Apa saja bagian-bagian
tiga kerangka dasar agama hindu?
1.3 Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh pebimbing Pendidikan Agama Hindu
b. Untuk mengetahui
bagaimana pengertian tiga kerangka dasar agama hindu
c. Untuk mengetahui
bagian-bagian tiga kerangka dasar agama hindu
1.4 Manfaat
Umat hindu sedharma menjadi tahu
mengenai pedoman hidup dalam agama hindu baik bagi anak-anak, orangtua , maupun
masyarakat umum.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu
Dalam
ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan
"Tiga Kerangka Dasar", di mana bagian yang satu dengan lainnya saling
isi mengisi atau berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk
dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan
Moksa.
2.2 Bagian-Bagian Tiga Kerangka Dasar Agama
Hindu
Bagian-bagian tiga kerangka dasar agama hindu tersebut
adalah:
a. Tattwa
Tatwa berasal dari bahasa sansekerta. Tattwa memiliki
berbagai pengertian seperti : kebenaran, kenyataan, hakekat hidup, sifat
kodrati, dan segala sesuatu yang bersumber dari kebenaran. Agama Hindu
mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan
konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan
dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat
diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan
yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri
Pramana. Tri Pramana ini adalah tiga cara untuk memperoleh pengetahuan, antara
lain:
1) Agama pramana : Percaya didasarkan keterangan para orang suci;
2) Anumana
Pramana: Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda; dan
3) Pratyaksa Paramana: Percaya berdasarkan kenyataan.
3) Pratyaksa Paramana: Percaya berdasarkan kenyataan.
Tri
Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima
kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan
kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam
Hindu, sradha dibagi menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha. Panca
sradha adlah 5 keyakinan dalam agama hindu, yang mana bagian-bagiannya adalah
sebagai berikut:
1. Sradha brahman, yaitu keyakinan
terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahapencipta, mahakuasa dan
mahapengampun.
2. Sradha
atman ,yaitu keyakinan
terhadap atma sebagai sumber hidup dari seluruh makhluk berasal dari brahman.
Bersifat abadi, tidak berubah tidak mati, sebagaimana sifat-sifat tuhan /
braman. Ada dalam setiap makhluk.
3. Sradha karma
phala, yaitu keyakinan
terhadap bahwa setiap perbuatan mendapatkan pahala / hasil.
4. Sradha
punarbhawa, Keyakinan
terhadap kelahiran kembali ke dunia. Kualitas kelahiran kembali kedunia
ditentukan oleh kualitas karma masing-masing orang.
5. Sradha moksa, Keyakinan
terhadap adanya kebahagiaan yang kekal abadi, yaitu bersatunya kembali atma
kepada brahman. Inilah yang menjadi tujuan tertinggi setiap umat hindu.
Berbekal Panca Sradha
yang diserap menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan hidup seorang Hindu menuju
ke satu tujuan yang pasti. Ke arah kesempurnaan lahir dan batin yaitu Jagadhita
dan Moksa. Ada 4 (empat) jalan yang bisa ditempuh, jalan itu disebut Catur
Marga. Catur Marga ialah empat jalan atau cara mengamalkan agama
Hindu (Veda) dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat. Oleh karena keadaan dan
kemampuan lahir-batin umat Hindu tidak semua sama maka Veda mengajarkan Catur
Marga (empat jalan) agar semua umat dapat beragama sesuai
kemampuannya. Bagian-bagian Catur Marga antara lain :
1. Bhakti Marga :
Mengamalkan agama dengan melaksanakan bhakti/sembahyang, cinta kasih terhadap
sesama ciptaan Tuhan, baik sesama manusia maupun dengan makhluk lain yang lebih
rendah dari manusia yang disertai sarana bhakti. Jadi apabila orang telah
bersembahyang dan hidup kasih sayang terhadap sesama makhluk itu berarti telah
mengamalkan ajaran Veda melalui jalan bhakti
2. Karma Marga :
Mengamalkan agama dengan berbuat Dharma atau kebajikan seperti mendirkan tempat
suci (pura) dan merawatnya, menolong orang yang kesusahan, melaksanakan
kewajiban sebagai anggota keluarga/ anggota masyarakat dan berbagai kegiatan
sosial (subhakarma) lainnya yang dilandasi dengan ikhlas dan rasa tanggung
jawab. Itulah pengalaman agama dengan kerja (karma).
3. Jnana Marga :
Mengamalkan agama dengan jalan mempelajari, memahami, menghayati, menyebarkan
agama dan ilmu pengetahuan-ketrampilan (IPTEK) dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi berdiskusi, memberi ceramah atau menyebarkan ajaran agama, mengajarkan
ketrampilan positif berarti sudah mengamalkan agama melalui Jnana Marga.
4. Raja Marga :
Mengamalkan agama dengan melakukan Yoga, bersemadi, tapa atau melakukan Brata
(pengendalian diri) dalam segala hal termasuk upawasa (puasa) dan pengendalian
seluruh indria.
Demikianlah tattwa Hindu Dharma. Tidak terlalu
rumit, namun penuh kepastian. Istilah-istilah yang disebutkan di atas janganlah
dianggap sebagai dogma, karena dalam Hindu tidak ada dogma. Yang ada adalah
kata bantu yang telah disarikan dari sastra dan veda, oleh para pendahulu kita,
agar lebih banyak lagi umat yang mendapatkan pencerahan, dalam pencarian
kebenaran yang hakiki.
b. Susila
Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu
yang kedua setelah filsafat (Tattwa). Susila memegang peranan penting bagi tata
kehidupan manusia sehari-hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi
pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain manakala
dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah
sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.
Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan bahwa
agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup seutuhnya,
oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan budi pekerti
yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi tercapainya kebahagiaan
lahir dan batin.
Kata Susila terdiri dari dua suku kata:
"Su" dan "Sila". "Su" berarti baik, indah,
harmonis. "Sila" berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah
tingkah laku manusia yang baik terpancar sebagai cermin obyektif kalbunya dalam
mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Pengertian Susila menurut pandangan Agama
Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis
antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas
korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.
Pola hubungan tersebut berprinsip pada ajaran
Tat Twam Asi (Ia adalah engkau) mengandung makna bahwa hidup segala makhluk
sama, menolong orang lain berarti menolong diri sendiri, dan sebaliknya
menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa sosial demikian
diresapi oleh sinar tuntunan kesucian Hyang Widi dan sama sekali bukan atas
dasar pamrih kebendaan. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran
sebagai upaya penerapannya sehari- hari diuraikan lagi secara lebih terperinci.
1.4
1.
Tri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang
merupakan landasan ajaran Etika Agama Hindu yang dipedomani oleh setiap
individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya.
2.
Panca Yama dan Niyama Brata adalah lima kebaikan yang harus
dilakukan dan lima keburukan yang harus dipantang.
3.
Tri Mala adalah tiga sifat buruk yang dapat meracuni budi
manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil- kecilnya.
4.
Sad Ripu adalah enam musuh yang di dalam diri manusia yang
selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi.
5.
Catur Asrama adalah empat tingkat kehidupan manusia dalam
agama Hindu, disesuaikan dengan tahapan-tahapan jenjang kehidupan yang
mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya.
6.
Catur Purusa Artha adalah empat dasar tujuan hidup manusia.
7.
Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian
dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma)
seseorang.
8.
Catur Guru adalah empat kepribadian yang harus dihormati
oleh setiap orang Hindu.
c.
Yadnya atau Upacara
Yadnya adalah suatu
karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa atau rohani
dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang
ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban,
mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh
kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta
kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa. Di dalamnya
terkandung nilai-nilai:
1. Rasa tulus ikhlas dan kesucian.
2. Rasa
bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara,
Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.
3. Di
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing menurut
tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
4. Suatu
ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran
yang abadi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebahagiaan hidup manusia akan tercapai apabila dapat dikembangkan hubungan
yang selaras/harmonis, serasi dan seimbang diterapkan sebagai individu atau
warga negara dalam merencanakan dan menjalankan kehidupan
sehari-hari.
3.2 Saran
Dari penjelasan mengenai kerangka tiga dasar agama hindu maka sebaiknya umat
Hindu bisa menjadikan tiga kerangka dasar agama hindu menjadi pedoman dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan sehari-sehari agar tercapainya kehidupan
yang teratur, damai, sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Sudirga, Ida Bagus.
2010, PELAJARAN AGAMA HINDU UNTUK KELAS X SMA KURIKULUM KTSP,
Surabaya:”PARAMITA”
terimakasih atas makalah ini.......... bisa menambah wawasan agar lebih memahami lebih jelas tentang Kerangka dasar dan kelanjutannya
BalasHapus